Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Terima Kasih untuk Selalu Ada

Ketika bangun pagi dan merasa begitu mencintai seseorang, pernah?

Bukan stranger effect, tapi perasaan yang benar-benar ada karena kebersamaan. Kebersamaan yang bukan hanya tentang bahagia, tapi juga tentang tangis, kecewa, dan hal-hal yang begitu menyakitkan. Terkadang Allah membelokkan jalan, agar kita bisa sama-sama mengerti bahwa rencana Allah lebih luar biasa dari yang kita bayangkan. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Before Akad

Ketika sepasang laki-laki dan perempuan sedang dalam masa ta'aruf, hal yang harus dilakukan adalah sama-sama beriktikad baik untuk saling memperbaiki diri. Tahap di mana niat untuk menjalin hubungan yang lebih serius menjadi hal yang sakral dan membuat kita semakin mawas diri. Masa-masa sebelum menikah inilah yang seharusnya dimanfaatkan untuk benar-benar memantaskan diri menjadi suami atau istri yang baik untuk pasangan kita kelak. People do change, bukan tentang karakter atau watak dasar, tapi lebih ke kebiasaan yang kurang baik. Membenahi segala hal yang masih kurang baik (tentunya dengan niat karena Allah) memang seharusnya dilakukan, bukan?

Bad habit, sikap toleransi, berusaha saling meahan ego, belajar menerima segala baik buruk pasangan kita, memberikan kepercayaan, dan menempatkan diri untuk lebih memahami segala perbedaan yang pasti ada memang bukan hal yang mudah. Maka di sinilah seharusnya kita sama-sama belajar. Menjaga keberkahan-keberkahan sebelum pernikahan itu sebuah keharusan.

Niat baik yang disampaikan laki-laki untuk mengkhitbah dan menjalin hubungan yang serius dan insyaAllah berakhir di pernikahan saja tidak cukup. Niat, ibarat kebaikan dan doa yang masih harus diusahakan dan ditawakalkan. Di sisi lain, yang menjadi dasar sebuah pernikahan adalah kesiapan mental yang harus dimiliki oleh masing-masing dari kita. Bahwa, pernikahan adalah sebuah ibadah, dan bukan sekadar meresmikan hubungan, tetapi lebih kepada menyempurnakan iman dan memohon keridhoan Allah atas kehidupan rumah tangga kita kelak.

Terkadang kita memang harus menahan banyak hal demi hasil yang terbaik. Menahan diri untuk tidak melakukan hal yang dilarang syari'at islam dan saling menjaga kehormatan. Beberapa hari yang lalu, saya mengikuti kajian rutin disetiap hari Jumat, kebetulan tema yang dibahas adalah tentang pernikahan. Lalu saya berkaca kepada diri saya sendiri apakah saya sudah berada dan melaksanakan tahap berta'aruf dengan baik atau tidak, karena sebuah pernikahan adalah jalan dilapangkannya segalah rahmat dan ridho Allah (jika pernikahan itu dilandasi iman dan niat karena Allah).

Memperbaiki niat sebelum akad, dan dibarengi dengan mempersiapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik adalah hal yang harus dilakukan. 

Apalagi tanggungjawab seorang laki-laki yang kelak akan menjadi suami dan ayah dari anak-anaknya kelak adalah bukan hal yang bisa dianggap main-main. Tanggungjawab lahir batin. Pahala akan mengalir jika dia berhasil menjadi imam yang baik untuk keluarga, dan dosa akan didapat jika dia gagal melakukan kewajiban itu.

Berusahalah istiqomah menanti hal baik yang akan mendatangkan kebaikan yang lainnya.
Surah An-Nur ayat 26 lah yang seharusnya jadi pedoman. Cukup jelas dikatakan bahwa laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik. Begitupun sebaliknya.




Tuban, 20 April 2015 10:41 pm

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Samar

Bahwa ketika seseorang sudah tidak menginginkan untuk tinggal, lepaskan.

Tapi percayalah jika dia menginginkanmu menjadi pendamping hidupnya, dia pasti akan tinggal.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tentang #Rectoverso



Rectoverso adalah salah satu karya terfavorit saya. Bahkan entah sudah berapa kali saya membaca novel dan menonton filmnya. What a amazing 'baby' from Dee Lestari! Bahkan lagu-lagu di album Rectoverso menjadi playlist favorit saya. 
Saya ingat di chapter Malaikat Juga Tahu, bagian percakapan Bunda dan Lea, ada kutipan begini; "Akan ada seseorang yang menyayangimu bukan hanya dengan hati, tapi dengan seluruh jiwanya. Bukan dengan rayuan, tapi kenyataan"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Social Icons

twitter facebook

Social Icons

Featured Posts