Memulai untuk Mengakhiri
“Semua hal yang menyakitkan memang tak perlu
diingat. Bukannya aku tak pernah mencoba untuk melupakan, tapi aku menikmati
rasa sakit ini. Menikmati? emm, entahlah. Yang aku tau, sesakit apapun kau
melukaiku, aku tetap mencintaimu sampai waktu kehilangan kakinya untuk
berjalan”
Tapi pada akhirnya, setiap manusia mempunyai batas kejenuhan. Seperti halnya jenuh mencintai. Oh bukan, maksudku jenuh mencintai apa yang seharusnya tidak pantas untuk dicintai. Atau mungkin jenuh mencintai apa yang seharusnya memang tidak harus untuk dicintai. Ketika mengenal arti cinta dan mencintai, kita memang selalu dihadapkan dengan permasalahan yang kompleks. Aku pun selalu gagal mencari jawaban atas semua yang selama ini aku rasakan.
Banyak orang yang salah mengartikan mencintai dengan menuntut kesempurnaan dari pasangannya. Idealis? emm mungkin saja begitu. Tapi buatku, mencintai adalah bagaimana kita saling mengenal dan memahami. Dalam arti singkatnya mengenal pasangan kita secara karakteristik. Setelah tahap mengenal, barulah kita bisa memahami. Memahami apa kelebihan dan kekurangannya. Di tahap memahami inilah kita seharusnya mampu melengkapi kekurangan pasangan kita. Barulah tahap terakhir yaitu memposisikan diri kita sebagai tempat bersandar jika pasangan kita mempunyai masalah. Membantu menyelesaikan masalahnya dan tentunya selalu memberi advice untuk tetap fighting dalam keadan tersulit pun.
Jadi, cintailah orang yang kamu cintai dengan cinta. Barulah kamu bisa benar-benar mengerti apa arti mencintai yang sebenarnya. Aku pun memutuskan memulai untuk mengakhiri. Karena setiap orang mempunyai pandangan dan komitmen hidup masing-masing. Ketika sudah tidak ada kecocokan, untuk apa masih dipertahankan?
0 comments:
Posting Komentar