Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Batas

Apa arti sebuah batas?
Penanda wilayahku, wilayahmu?
Atau justru sebagai tempat bersembunyi?
Ya, mungkin batas diciptakan untuk bersembunyi dari sebuah kesedihan yang mendalam, atau mungkin batas diciptakan untuk membentengi diri sendiri dari ketakutan-ketakutan akan sebuah kehilangan. Benar begitu?
Atau ia digunakan menjadi topeng untuk menutupi keadaanmu?
Agar semua orang yakin bahwa kamu sedang baik-baik saja, padahal tidak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Percakapan yang Belum Usai

Sebuah percakapan yang belum usai selalu meninggalkan tanda tanya.
Iya atau tidak, masih atau selesai, tinggal atau pergi, berulang kali aku menebak-nebak tapi selalu gagal menemukan jawaban.

Abu-abu. Penuh ketidakpastian. Justru sesuatu yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. Bukankah begitu?

Sebuah percakapan yang belum usai selalu meninggalkan tanda tanya.
Antara apa yang dipikirkan dan apa yang dirasakan sudah tidak sejalan.

Semua serba abu-abu. Antara aku dan kamu. Dan rindu yang terbelenggu biru.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Suatu Pagi, di Sudut Malioboro



Matahari belum tersingkap sempurna. Barangkali ia masih malu-malu atau memang masih memberi waktu  kepada awan-awan mendung untuk bergegas terlebih dulu. Ya, pagi yang sedikit mendung. Langit pagi tak begitu memesona seperti biasanya. Kawanan awan mendung turut mengambil bagian pada kanvas langit Yogyakarta, pagi itu.

            Jalanan Malioboro belum terlalu ramai. Deretan toko sepanjang jalan Malioboro pun masih belum buka. Lalu lintas kendaraan masih lengang. Namun sudah banyak pejalan kaki yang wara-wiri untuk sekadar menikmati suasana pagi di Malioboro yang begitu khidmat. Begitupun aku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hanya Isyarat



Aku menghela napas. Kisah ini terasa semakin berat membebani lidah. Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun, orang itu hanya mampu  kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum  tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik, niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Biru



            Biru. Pagi yang biru.
Akhir-akhir ini selalu tidak suka dengan suasana pagi hari. Ketika bangun,  selalu dijemput pagi yang penuh bayang-bayang, pagi yang biru. Lengkap dengan perasaan yang tidak mengenakkan, seperti ada yang hilang, ya aku tau memang ada yang hilang, tapi aku tidak bisa lebih dari sekadar diam dan menerima.

            Biru. Pagi yang biru.
Beda dengan pagi-pagi sebelumnya. Suasana pagi yang selalu aku rindukan. Ketika bisa menghirup aroma pagi dalam-dalam dan  membuat senyum seketika mengembang. Ketika disuguhi bau rumput yang basah dibasuh embun dan lapang langit yang sudah mulai memamerkan warna.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Persimpangan

Terkadang, sebagai manusia kita kerap lupa bahwa dalam sebuah perjalanan pasti ada persimpangan. Persimpangan, ketika kita dihadapkan dengan beberapa pilihan. Antara tetap menjadi teman perjalanan atau memilih jalan masing-masing, lalu (kembali) menjadi orang asing. Tidak mudah memang. Tapi kita harus. Harus memutuskan.

Pernah terbayangkan sebelumnya? tentu saja tidak. Walaupun ribuan kali terucap untuk selalu menata hati ketika kemungkinan buruk itu datang, tapi aku tidak mati rasa. 

Aku ingat, pertemuan pertama kita, di kotamu. Dimana senja, hujan, dan gemintang menyimpan cerita mereka masing-masing. Cerita yang sekarang aku coba simpan rapat-rapat. Karena aku tau, aku tidak sanggup melupa, aku hanya sanggup mengemasi dan menyimpan rapat-rapat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Perjalanan

Sebuah perjalanan selalu satu paket dengan pertemuan dan perpisahan. Bertemu dengan orang-orang baru, lingkungan baru, dan tempat-tempat baru yang sebelumnya belum pernah kita kunjungi. Kemudian setelah itu harus siap dihadapkan kembali dengan sebuah perpisahan. Dihadapkan kembali dengan jarak.

Ya begitulah siklus yang Tuhan berikan. Agar kita bisa belajar untuk selalu menghargai setiap detik kebersamaan kita dengan orang yang kita temui di perjalanan kita. Karena di setiap perjalanan pasti selalu menciptakan kenangan. Kenangan dengan orang asing yang kemudian kita anggap sebagai saudara maupun kenangan dengan orang terdekat yang kita temui di perjalanan itu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Deadline or Deathline?



Seminggu ini saya merasa bersalah ketika halaman draft novel tidak bertambah. Stagnan di halaman 98. Sedangkan deadline tidak bisa ditawar. Dan banyak deadline lain yang seolah menghantui saya untuk segera diselesaikan. Seharusnya, sebuah deadline bisa memacu kreativitas saya untuk terus berkarya. Bukan menjadi momok untuk mencari alasan-alasan absurd agar bisa menghindari sebuah deadline. Entahlah. Mungkin saya sedang merasa jenuh dengan rutinitas saya sehari-hari. 

Jenuh? Sebuah kata yang (sebenarnya) saya benci. Sebuah kejenuhan akan meracuni pikiran dan membuatnya semakin rumit untuk melakukan sebuah pekerjaan—yang sebenarnya sederhana.. Seharusnya saya bisa berkaca dari pengalaman-pengalaman saya ketika saya ‘pernah’ dikalahkan oleh kejenuhan yang menyerang. Implikasinya? Saya merugi. Merugi karena menyiakan waktu yang seharusnya bisa saya gunakan untuk berkarya.

Tapi entahlah. Setiap kali saya bermonolog dengan diri saya sendiri, jawaban itu masih menjadi bayang-bayang. What’s wrong with me?—i don’t know.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Selotip


            Saya suka mengoleksi selotip warna-warni dengan gambar-gambar yang lucu. Sebenarnya tidak ada alasan pasti kenapa saya suka mengoleksi selotip. Hanya saja, warna-warni dan gambar-gambar lucu di selotip itu selalu menarik perhatian saya. Ya, sesederhana itu.

           Selotip. Terkadang kita menganggapnya benda kecil yang (mungkin) tidak terlalu penting. Oh, bukan tidak terlalu penting, hanya saja tidak setiap saat memerlukan benda itu, tepatnya. 

            Sampai pada suatu hari ketika saya sedang duduk santai sembari membaca buku di kamar, sekilas saya melempar pandangan ke tumpukan selotip warna-warni yang ada di meja kamar saya. Tiba-tiba saya jadi teringat tentang tugas dari selotip-selotip itu. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Malaikat Juga Tahu



Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati


Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski seringkali kau malah asyik sendiri


Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kehidupan dan Kereta



Aku mengumpamakan hidup seperti naik kereta. Kita tidak bisa menebak siapa yang akan duduk di samping kita, kapan dia turun, dan siapa yang akan menggantikannya. Semua datang silih berganti hingga kita turun di stasiun terakhir ; hingga kita meninggalkan dunia ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sedikit tentang "Menyiapkan Kesuksesan Anak Anda"


               Halaman pertama yang saya baca dari buku ini adalah halaman yang belum memiliki nomor di sudut kanan bawah, halaman persembahan. Ritual pertama yang saya lakukan jika saya membeli buku adalah membaca halaman persembahan. Karena disanalah terdapat sebenar-benarnya jiwa seorang penulis. Disana seperti terdapat ‘ruh’ dari sebuah buku. Kata-kata sederhana sekalipun akan terasa begitu magis jika berada pada halaman persembahan. 
            Begitupun yang saya rasakan setiap menulis halaman persembahan dari buku-buku saya. Bukan sekadar halaman persembahan, ritual menulis yang menguras emosi adalah ketika menulis paragraf khusus untuk orang-orang yang menyayangi saya. Orang-orang yang bersedia menjadi pendengar pertama dari semua kisah yang saya tulis. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cermin

Cermin adalah senyum yang mengembang otomatis saat pertemuan pertama kita. 

Cermin adalah ketika mata kita berhadap-hadap. Lalu kita saling menemukan ada cinta dan rindu beradu satu.
 
Cermin adalah hujan yang turun meninggalkan jejak lingkaran-lingkaran kecil di tanah. Dia sebagai pengingat betapa manis janji yang terucap.

Cermin adalah aroma khas hujan yang menyeruak. Menyadarkan kita betap berharganya saat kita bisa berbagi hujan bersama sembari berbagi tawa.

Cermin adalah genggaman erat tangan kita yang seolah menyampaikan ‘aku enggan berpisah’. Malam itu, di dekat tugu Yogyakarta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Berburu Senja di Puncak Rinjani

Tulisan ini ditulis untuk #ProjectMenulis #KejutanSebelumRamadhan by @nulisbuku



Berburu Senja di Puncak Rinjani
Karya : Imroatul Azizah
Sebuah perjalanan itu merupakan proses menemukan. Menemukan tempat diluar sana yang bisa membuat kita berada seperti di rumah. Senyaman ketika kita berada di rumah. Sebuah perjalanan itu merupakan proses pendewasaan. Bagaimana kita menahan ego untuk menyesuaikan diri dengan orang dan lingkungan baru. Dan aku selalu suka perjalanan. Kabut mendominasi jingga senja di Desa Tetebatu. Sebuah desa di kaki gunung Rinjani, Lombok Timur. Sore yang dingin, seperti hatiku. Shawl abu-abu melingkar di leherku, sesekali ujung-ujung rambutku menari tersapu angin.
            Malam datang. Udara di Desa Tetebatu menjadi lebih dingin dari sore tadi. Ditambah hujan rintik-rintik yang turun membasahi punggung bumi. Sepertinya alam pun berkonspirasi untuk menghiburku di malam terakhirku di Desa Tetebatu. Sebuah tempat singgah yang akan menjadi rumah kedua yang selalu aku rindukan. Karena disini ada orang yang benar-benar aku sayangi. Ayah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Satu Dekade

#ProjectMenulis #KejutanSebelumRamadhan by @nulisbuku.
Another duet story with @danissyamra.




            Kadang, ada beberapa harapan yang sulit untuk didapatkan. Bukan oleh kurangnya usaha, atau lamanya waktu yang dinanti agar harapan itu menjadi sebuah hal yang nyata. Hanya saja, kadang, memang Tuhan belum ingin mewujudkan harapan-harapan itu.
Sebagai seorang perempuan dan istri, aku pernah–dan masih–berada di posisi terendah dalam hidup. Dimana aku merasa menjadi orang yang paling bersalah, dan dipojokkan. Dimana aku harus memilih antara menyudahi atau tetap bertahan pada sebuah harapan yang tak kunjung nyata; memiliki anak.
            Bukankah kebahagiaan hakiki bagi seorang perempuan dan seorang istri adalah bisa menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya? Buah hati yang selalu dirindukan kehadirannya oleh suamiku untuk meramaikan rumah kecil kami. Cucu-cucu lucu yang selalu dirindukan kehadirannya oleh kedua orang tua dan mertuaku. Tapi sampai saat ini aku belum bisa menyempurnakan kebahagiaan mereka. Bagaimana bisa aku tidak merasa menjadi orang yang paling bersalah?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Butterflies in My Tummy

Tiga hari ini playlist di smartphone saya hanya berisikan satu lagu. Butterflies in My Tummy, salah satu lagu dari band favorit saya, Mocca. Ya, saya swinging friends ; sebutan untuk fans Mocca. Karena-entah-kenapa perasaan saya memang sedikit absurd.

I have butterflies flying around inside my tummy, when i'm with you
I hear bellchimes ringing blown by wind of spring, when i'm with you
Oh this tingling feeling...
Makes me wanna jump
Makes me wanna shout
Across the room

Oh this feeling of longing...
But damn it's so blinding, I just can't tell, If i feel happy or sad

I heard blue birds singing up around the tree, when I'm with you
I see rainbows appearing everywhere i go, when i'm with you

Oh this tingling feeling...
Makes me wanna sigh
Makes me wanna fly
Across the moon

Oh this feeling of longing...
But damn it's so blinding, I just can't tell, If i feel happy or sad

I have butterflies flying around inside my tummy
When i'm with you

Saya merasa ada ribuan kupu-kupu terbang di dalam perut saya. Menggelitik.
Banyak yang bilang kalau Butterflies in My Tummy adalah lagu untuk orang yang sedang jatuh cinta.
Tapi sayangnya, saya sedang tidak jatuh cinta, belum tepatnya. Atau karena terbawa alur dari draft novel saya yang ceritanya sedang membahas seorang designer yang jatuh cinta kepada arsitek. Entahlah.
Untuk tau saya benar-benar sedang jatuh cinta atau tidak, perlu menunggu beberapa bulan. Karena sebelumnya, saya pernah merasakan hal yang sama. Tapi kurang lebih satu bulan, perasaan saya sudah berubah. Terlepas dari itu, kita tidak akan pernah tau kan kedepannya akan seperti apa, bukan? We never know but we'll know, then.

Kampus, 7 Mei 2013
16:21


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Social Icons

twitter facebook

Social Icons

Featured Posts