Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Sedikit tentang "Menyiapkan Kesuksesan Anak Anda"


               Halaman pertama yang saya baca dari buku ini adalah halaman yang belum memiliki nomor di sudut kanan bawah, halaman persembahan. Ritual pertama yang saya lakukan jika saya membeli buku adalah membaca halaman persembahan. Karena disanalah terdapat sebenar-benarnya jiwa seorang penulis. Disana seperti terdapat ‘ruh’ dari sebuah buku. Kata-kata sederhana sekalipun akan terasa begitu magis jika berada pada halaman persembahan. 
            Begitupun yang saya rasakan setiap menulis halaman persembahan dari buku-buku saya. Bukan sekadar halaman persembahan, ritual menulis yang menguras emosi adalah ketika menulis paragraf khusus untuk orang-orang yang menyayangi saya. Orang-orang yang bersedia menjadi pendengar pertama dari semua kisah yang saya tulis. 

            Dua bulan lalu, saya mendapat buku ini dari seorang teman. Sebenarnya, saya sudah familiar dengan nama penulis buku ini, beliau adalah suami dari guru matematika saya. Tapi sampai sekarang, saya pun belum pernah bertemu dengan beliau. Sesekali hanya bertegur sapa melalui social media, berbagi informasi tentang dunia kepenulisan. Menyenangkan memang ketika saya bertemu atau berkenalan dengan seseorang yang mempunyai passion yang sama. Bisa berbagi dan saling mendukung untuk terus konsisten menulis.

            Menyiapkan Kesuksesan Anak Anda, adalah salah satu buku yang membuat saya takjub. Dua belas bab yang berhasil membuat saya tidak berhenti membaca sampai halaman terakhir. 

            Saya jadi tersadar betapa beruntungnya saya terlahir ditengah-tengah keluarga yang demokratis. Bapak dan Ibu saya tidak pernah memaksakan saya dalam menentukan sebuah pilihan hidup. Hanya saja, sebagai orang tua, mereka tak henti-hentinya memberi nasihat dan arahan kepada saya. Mereka selalu menanamkan prinsip “Jadilah seseorang yang bertanggungjawab atas pilihanmu”. Prinsip selama ini yang saya pegang teguh dalam hidup.

            Begitupun prinsip tiga kata ajaib yang mereka ajarkan kepada saya. “Biasakan mengucapkan tolong, maaf dan terima kasih”. Dan benar saja, tiga kalimat sederhana itu memang ajaib. Banyak dari kita yang (mungkin masih) menganggap tiga kalimat itu hanyalah kalimat biasa yang sepele, tapi taukah bahwa tiga kata itu menyimpan kekuatan yang besar?

            Sejak membaca buku ini, saya yakin bahwa tidak ada satupun orang tua yang tidak menginginkan anaknya menjadi anak yang sukses mulia. Begitupun kedua orang tua saya yang pasti menginginkan hal yang sama. Sebagai anak pertama dan sebagai kakak dari kedua adik perempuan, saya paham betul akan kewajiban saya untuk membahagiakan kedua orang tua dan menjadi teladan yang baik untuk kedua adik saya. Untuk itu saya benar-benar berusaha menjadi anak yang kelak bisa membuat orang tua saya menangis bahagia karena prestasi-prestasi saya, dan menjadi kakak perempuan tangguh untuk kedua adik saya.

            Saya jadi ingat salah satu kalimat favorit saya yang terdapat dalam buku ini,
Bahwasanya di balik sebuah keseriusan, pemfokusan diri terhadap suatu impian dan tentunya melalui energi yang dirumuskan dalam usaha maksimal, ternyata mampu menyingkap impian tersebut menjadi kenyataan”.

            Dan tahukah, Bapak? Saya pun seorang pemimpi. Bahkan saya mempunyai ratusan list mimpi dalam hidup saya. Awalnya, saya pun ragu ketika banyak orang terdekat yang meremehkan impian-impian saya. Tapi suatu hari, saya berhasil menjadi pemenang dari keraguan-keraguan itu. Dimana ketika satu-per-satu dari list mimpi-mimpi saya sudah terwujud.

            Salah satunya adalah menerbitkan buku.

            Dulu, saya masih belum percaya diri ketika tulisan-tulisan saya dibaca oleh orang lain. Hingga suatu hari saya memutuskan bergabung di komunitas menulis di Surabaya dan bertemu teman-teman yang memiliki passion yang sama, disitulah awal saya berani mempublikasikan tulisan-tulisan saya dan berani mengirimkan draft naskah saya ke beberapa penerbit. Dan ternyata Allah mengabulkan impian-impian saya menjadi kenyataan yang manis. Bahkan terkadang, Allah memberi lebih dari apa yang saya minta.

            Dulu, impian saya sangat sederhana “Saya mampu menerbitkan buku”. Hanya sesederhana itu tanpa embel-embel apapun. Dan ternyata Allah wewujudkan impian itu dengan ‘bonus’ yang tidak pernah saya duga. Saya, pernah menerbitkan buku bersama penulis idola saya Lala Purwono. Padahal sebelumnya, saya hanya sebagai penikmat tulisan-tulisannya. Dan sekarang? Saya menjadi salah satu penulis muda terbaik yang karyanya diterbitkan bersama dengan Lala Purwono dalam sebuah antologi yang diterbitkan oleh salah satu penerbit major Indonesia.

            Dan lagi, selain Lala Purwono, penulis lain yang menjadi idola saya adalah Dewi ‘Dee’ Lestari. Dulu, saya bermimpi hanya sebatas bertemu saja dengannya. Tapi sekarang? Saya tidak hanya bertemu dengannya tapi saya berkesempatan untuk menjadi penulis baru di salah satu penerbit yang berinduk dengan penerbitnya. Kejutan-kejutan Allah luar biasa sekali bukan?

            Dari situlah saya benar-benar meyakini apa yang dimaksud the power of dreaming. Beawal dari mimpi yang sederhana, akan menjadi luar biasa ketika kita memiliki sebuah keseriusan dan pemfokusan diri terhadap impian tersebut melalui usaha yang maksimal.

            Dan Alhamdulillah sampai saat ini saya tidak berhenti berkarya dan membuat karya-karya baru lagi. 

Terima kasih, Bapak. Melalui buku ini, bapak berhasil kembali mengingatkan saya untuk lebih berjuang demi masa depan saya. Mengingatkan saya akan pengorbanan-pengorbanan kedua orang tua saya serta harapan-harapan kedua orang tua saya yang mereka selipkan dalam doa terbaik untuk saya dan adik-adik saya. Mengingatkan saya untuk berusaha menjadi anak yang sukses mulia yang bisa membahagiakan kedua orang tua saya. Mengingatkan saya untuk selalu memperbaiki diri dan berusaha menjadi sosok kakak yang baik untuk kedua adik perempuan saya.

            Terima kasih, Bapak. Melalui buku ini, bapak berhasil kembali mengingatkan saya untuk tidak takut membuat mimpi-mimpi baru. Berusaha mewujudkan mimpi-mimpi itu dengan usaha yang lebih dari usaha-usaha saya sebelumnya, dan tentunya dengan doa yang lebih dari doa-doa saya sebelumnya.

            Salam sukses mulia!
Tuban, 26 Juli 2013






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

Unknown mengatakan...

Terus menulis yaaa. Selalu larut saat huruf demi huruf yang kamu rangkai tereja. Profesi apapun patut iri terhadap penulis. Otentikasi seseorang pernah hidup, adalah tulisan bermanfaatnya.

Posting Komentar

Social Icons

twitter facebook

Social Icons

Featured Posts