Halaman pertama yang saya
baca dari buku ini adalah halaman yang belum memiliki nomor di sudut kanan
bawah, halaman persembahan. Ritual pertama yang saya lakukan jika saya membeli
buku adalah membaca halaman persembahan. Karena disanalah terdapat sebenar-benarnya
jiwa seorang penulis. Disana seperti terdapat ‘ruh’ dari sebuah buku. Kata-kata
sederhana sekalipun akan terasa begitu magis jika berada pada halaman
persembahan.
Begitupun yang saya rasakan setiap menulis halaman
persembahan dari buku-buku saya. Bukan sekadar halaman persembahan, ritual
menulis yang menguras emosi adalah ketika menulis paragraf khusus untuk
orang-orang yang menyayangi saya. Orang-orang yang bersedia menjadi pendengar
pertama dari semua kisah yang saya tulis.
Dua bulan lalu, saya mendapat buku ini dari seorang
teman. Sebenarnya, saya sudah familiar dengan nama penulis buku ini, beliau
adalah suami dari guru matematika saya. Tapi sampai sekarang, saya pun belum
pernah bertemu dengan beliau. Sesekali hanya bertegur sapa melalui social
media, berbagi informasi tentang dunia kepenulisan. Menyenangkan memang ketika
saya bertemu atau berkenalan dengan seseorang yang mempunyai passion yang sama.
Bisa berbagi dan saling mendukung untuk terus konsisten menulis.
Menyiapkan Kesuksesan Anak Anda, adalah salah satu buku
yang membuat saya takjub. Dua belas bab yang berhasil membuat saya tidak
berhenti membaca sampai halaman terakhir.
Saya jadi tersadar betapa beruntungnya saya terlahir ditengah-tengah
keluarga yang demokratis. Bapak dan Ibu saya tidak pernah memaksakan saya dalam
menentukan sebuah pilihan hidup. Hanya saja, sebagai orang tua, mereka tak
henti-hentinya memberi nasihat dan arahan kepada saya. Mereka selalu menanamkan
prinsip “Jadilah seseorang yang
bertanggungjawab atas pilihanmu”.
Prinsip selama ini yang saya pegang teguh dalam hidup.
Begitupun prinsip tiga kata ajaib yang mereka ajarkan
kepada saya. “Biasakan mengucapkan tolong, maaf dan terima kasih”. Dan
benar saja, tiga kalimat sederhana itu memang ajaib. Banyak dari kita yang (mungkin
masih) menganggap tiga kalimat itu hanyalah kalimat biasa yang sepele, tapi
taukah bahwa tiga kata itu menyimpan kekuatan yang besar?
Sejak membaca buku ini, saya yakin bahwa tidak ada satupun
orang tua yang tidak menginginkan anaknya menjadi anak yang sukses mulia.
Begitupun kedua orang tua saya yang pasti menginginkan hal yang sama. Sebagai
anak pertama dan sebagai kakak dari kedua adik perempuan, saya paham betul akan
kewajiban saya untuk membahagiakan kedua orang tua dan menjadi teladan yang
baik untuk kedua adik saya. Untuk itu saya benar-benar berusaha menjadi anak
yang kelak bisa membuat orang tua saya menangis bahagia karena
prestasi-prestasi saya, dan menjadi kakak perempuan tangguh untuk kedua adik
saya.
Saya jadi ingat salah satu kalimat favorit saya yang
terdapat dalam buku ini,
“Bahwasanya di balik sebuah keseriusan,
pemfokusan diri terhadap suatu impian dan tentunya melalui energi yang
dirumuskan dalam usaha maksimal, ternyata mampu menyingkap impian tersebut
menjadi kenyataan”.
Dan tahukah,
Bapak? Saya pun seorang pemimpi. Bahkan saya mempunyai ratusan list mimpi dalam
hidup saya. Awalnya, saya pun ragu ketika banyak orang terdekat yang meremehkan
impian-impian saya. Tapi suatu hari, saya berhasil menjadi pemenang dari
keraguan-keraguan itu. Dimana ketika satu-per-satu dari list mimpi-mimpi saya
sudah terwujud.
Salah satunya adalah menerbitkan buku.
Dulu, saya masih belum percaya diri ketika
tulisan-tulisan saya dibaca oleh orang lain. Hingga suatu hari saya memutuskan
bergabung di komunitas menulis di Surabaya dan bertemu teman-teman yang
memiliki passion yang sama, disitulah awal saya berani mempublikasikan
tulisan-tulisan saya dan berani mengirimkan draft naskah saya ke beberapa
penerbit. Dan ternyata Allah mengabulkan impian-impian saya menjadi kenyataan
yang manis. Bahkan terkadang, Allah memberi lebih dari apa yang saya minta.
Dulu, impian saya sangat sederhana “Saya mampu menerbitkan buku”. Hanya sesederhana itu tanpa
embel-embel apapun. Dan ternyata Allah wewujudkan impian itu dengan ‘bonus’
yang tidak pernah saya duga. Saya, pernah menerbitkan buku bersama penulis
idola saya Lala Purwono. Padahal sebelumnya, saya hanya sebagai penikmat
tulisan-tulisannya. Dan sekarang? Saya menjadi salah satu penulis muda terbaik
yang karyanya diterbitkan bersama dengan Lala Purwono dalam sebuah antologi
yang diterbitkan oleh salah satu penerbit major Indonesia.
Dan lagi, selain Lala Purwono, penulis lain yang menjadi
idola saya adalah Dewi ‘Dee’ Lestari. Dulu, saya bermimpi hanya sebatas bertemu
saja dengannya. Tapi sekarang? Saya tidak hanya bertemu dengannya tapi saya
berkesempatan untuk menjadi penulis baru di salah satu penerbit yang berinduk
dengan penerbitnya. Kejutan-kejutan Allah luar biasa sekali bukan?
Dari situlah saya benar-benar meyakini apa yang dimaksud the power of dreaming. Beawal dari mimpi
yang sederhana, akan menjadi luar biasa ketika kita memiliki sebuah keseriusan
dan pemfokusan diri terhadap impian tersebut melalui usaha yang maksimal.
Dan Alhamdulillah sampai saat ini saya tidak berhenti
berkarya dan membuat karya-karya baru lagi.
Terima
kasih, Bapak. Melalui buku ini, bapak berhasil kembali mengingatkan saya untuk
lebih berjuang demi masa depan saya. Mengingatkan saya akan pengorbanan-pengorbanan
kedua orang tua saya serta harapan-harapan kedua orang tua saya yang mereka
selipkan dalam doa terbaik untuk saya dan adik-adik saya. Mengingatkan saya
untuk berusaha menjadi anak yang sukses mulia yang bisa membahagiakan kedua
orang tua saya. Mengingatkan saya untuk selalu memperbaiki diri dan berusaha
menjadi sosok kakak yang baik untuk kedua adik perempuan saya.
Terima kasih, Bapak. Melalui buku ini, bapak berhasil
kembali mengingatkan saya untuk tidak takut membuat mimpi-mimpi baru. Berusaha
mewujudkan mimpi-mimpi itu dengan usaha yang lebih dari usaha-usaha saya
sebelumnya, dan tentunya dengan doa yang lebih dari doa-doa saya sebelumnya.
Salam sukses mulia!
Tuban, 26 Juli
2013
1 comments:
Terus menulis yaaa. Selalu larut saat huruf demi huruf yang kamu rangkai tereja. Profesi apapun patut iri terhadap penulis. Otentikasi seseorang pernah hidup, adalah tulisan bermanfaatnya.
Posting Komentar