Halo, Tuan.
Mungkin sudah banyak surat cinta
yang datang hari ini, untukmu. Tapi aku sedikitpun tidak peduli. Bahkan aku
bahagia, ternyata banyak yang mencintaimu melalui karya-karyamu. Begitupun aku.
Beberapa bulan yang lalu, aku
tidak sengaja melihat akun sahabatku meretweet beberapa tweetmu. Entah karena
isi tweetmu yang biru dan seragam dengan isi hatiku, atau hanya rasa penasaran,
aku pun diam-diam mengintip dan saat itu juga memfollow akunmu.
Beberapa hari kemudian, rasa
penasaran akan siapa sebenarnya dirimu kembali muncul. Terpancing beberapa
tweetmu yang mengatakan bahwa kamu sedang melakukan sebuah perjalanan
berkeliling Indonesia. Saat itu aku langsung mencari tau siapa sebenarnya
dirimu melalui mesin pencari. Hey, are you traveler? Musician? Photographer? Or
Writer? Atau mungkin lebih tepatnya, you’re a talented person! Tuhan telah
menganugerahkan bakat yang luar biasa kepadamu. Pun dengan caramu bersyukur
atas hidup yang luar biasa pula dengan menciptakan sebuah perjalanan.
Perjalanan yang bukan sekadar membawamu ke tempat-tempat yang indah, perjalanan
yang bukan sekadar membawamu berjumpa dengan orang-orang baru, tapi sebuah
perjalanan yang memberimu banyak pelajaran berharga tentang kehidupan. Dan
mulai saat itu, aku pun menjadi penggemarmu. Penggemar nomor satu.
Halo, Tuan.
Aku jatuh cinta dengan
karya-karyamu. Dengan hasil jepretanmu tentang keindahan Indonesia yang
menyimpan berbagai kisah, dengan tulisan-tulisanmu, pun dengan semua lagu yang
ada di album 11:11 dan Tempat Aku Pulang. Taukah kamu, Tuan. Lagu-lagumu sanggup membuatku jatuh
cinta dan patah hati sekaligus. Mungkin ketika ditanya, “Lagu Fiersa Besari
mana yang menjadi favoritmu, Zizah?” aku pasti tidak bisa menjawabnya. Karena
buatku, setiap lagumu mempunyai keistimewaan tersendiri. Dan entahlah,
lagu-lagumu selalu mampu mewakili setiap perasaan yang aku miliki. Itu yang
membuatku tidak bosan-bosannya menempatkan lagu-lagumu di playlist favoritku.
Halo, Tuan.
Mungkin saat ini, aku hanya bisa
menjumpaimu melalui dunia maya. Mengagumi karya-karyamu yang luar biasa hanya
dengan satu arah. Tapi aku berharap, suatu saat nanti kita bisa berjumpa. Dan
aku bisa mendengarkan kisah perjalananmu, pun mendengarkanmu bernyanyi secara
langsung. Ah, andai saja kotaku dan kotamu tak berjarak, Tuan. Mungkin akan
lebih mudah menjumpaimu lalu mengucapkan terima kasih. Terima kasih untuk
menyadarkanku akan suatu hal, bahwa Hidup
kan Baik-Baik Saja.
Salam,
Penggemarmu nomor satu.
1 comments:
Aih, zizah :3
Posting Komentar