"Serabi niki pinten,Mbah?"
"Setunggal ewu mawon, cah ayu"
"Kalih nggih,Mbah.Emm rosonipun nangka kemawon"
"Oh nggih. Tenggo sekedap cah ayu"
Tak ada yang beda siang ini. Solo selalu terik. Pasar Klewer selalu ramai, riuh. Tapi aku menyukainya. Menyukai setiap sudut Pasar Klewer ini. Menyukai pedagang-pedagang disini yang sangat ramah dan njawani.Aku dilahirkan di Solo, dan tentunya tahu betul sejarah Pasar Klewer ini. Dulu, Pasar Klewer berfungsi sebagai tempat pemberhentian kereta. Masyarakat Solo pun memanfaatkannya untuk berjualan berbagai macam produk kepada penumpang kereta. Hingga akhirnya terkenal dengan nama Pasar Slompretan.Ya! Sompret yang artinya terompet. Karena suara kereta.
Sehangat Serabi Solo
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar